PANGAN LOKAL SUMBER GIZI DAN PANGAN ALTERNATIF DI TENGAH PANDEMI

Pangan lokal (local foods) adalah pangan yang diproduksi, dipasarkan, dan dikonsumsi oleh masyarakat lokal atau masyarakat setempat yang sesuai potensi dan kearifan lokal. Pangan lokal menjadi salah satu alternative yang bisa digunakan ketika masa pandemi belum juga berakhir seperti sekarang dan belum bisa diperkirakan kapan berakhirnya secara akurat. Banyak ahli ekonomi yang memperkirakan dampaknya terhadap perekonomian nasional dapat berlangsung cukup lama, tidak selesai dalam satu atau dua tahun ke depan. Berdasarkan perkiraan situasi tersebut, pangan lokal memiliki potensi untuk turut mengatasi gangguan pada ketahanan pangan dan gizi masyarakat. Sejalan dengan program pemerintah untuk mulai membiasakan  konsumsi pangan lokal nonberas menjadi salah satu solusi menghadapi ancaman pangan global terutama selama masa pandemi ini. Di Indonesia sendiri yang terkenal sebagai negara kepulauan dan terdiri dari sekitar 17.491 pulau selalu menjadikan pangan sebagai masalah yang sensitif baik dari sisi pemenuhan ketersediaan akses maupun pemanfaatan. Hal ini sangat berbanding terbalik dengan fakta bahwa Indonesia menduduki posisi ketiga dalam keanekaragaman hayati karena terdapat 77 jenis sumber karbohidrat dan 26 jenis kacang-kacangan. Di sisi lain, masyarakat Indonesia sudah mengenal beberapa jenis pangan lokal penyedia kalori/energi selain beras seperti ubi kayu, ubi jalar, talas/keladi/yam, kentang, garut, ganyong, sukun, pisang, sagu, dan sorghum/hotong tetapi tidak dimaksimalkan penggunaannya cenderung dikesampingkan.

Melihat potensi dan letak beberapa wilayah dampingan Yayasan Sheep Indonesia (YSI) seperti Sabu Raijua dan Mentawai yang merupakan kepulauan dengan akses transportasi yang cukup sulit walau pendistribusian pangan tetap terjamin dari pusat sebenarnya memiliki beberapa pangan lokal yang masuk ke dalam kategori yang disebutkan oleh pemerintah Indonesia sebagai pangan lokal sumber karbohidrat seperti di Sabu yang memiliki pangan lokal seperti Jagung, Sorghum, Kacang hijau. Sedangkan di Mentawai memiliki  pangan lokal seperti keladi, sagu, dan pisang. Pangan lokal tersebut tidak hanya sekedar pangan lokal saja tetapi beberapa memiliki keunggulan dari sisi kandungan gizinya seperti pisang yang kaya vitamin dan mineral, sagu dan keladi yang memiliki kandungan kalsium yang tinggi dan baik untuk dikonsumsi, serta sorghum yang memiliki kalori lebih rendah dibandingkan dengan beras biasa tetapi lebih kaya akan serat, protein, kalsium, zat besi, fosfor dan vitamin B1 yang bermanfaat untuk pencernaan tubuh.

Table kandungan zat gizi berbagai pangan lokal sumber karbohidrat

No.

Bahan Pangan

Zat Gizi

Energi (kkal)

Protein (gr)

Lemak (gr)

Karbohidrat (gr)

Kalsium (mg)

Besi (mg)

Fosfor (mg)

1

Beras

360

6.8

0.7

78.9

6.0

0.8

140

2

Sorghum

332

11.0

3.3

73.0

28.0

4.4

287

3

Jagung

361

8.7

4.5

72.4

9.0

4.6

380

4

Keladi/Talas

120

1.5

0.3

28.2

31

0.7

67

5

Sagu

355

0.6

1.1

85.6

91

2.2

167

6

Pisang

99

1.2

0.2

25.8

8.0

0.5

28.0

 

Dari table kandungan zat gizi pangan lokal sumber karbohidrat ini dapat dilihat jika pangan lokal yang ada di beberapa wilayah dampingan YSI ternyata memiliki zat gizi yang tidak kalah baik dan bermanfaat dibandingkan dengan pangan beras yang sudah sejak lama kita konsumsi. Hal ini tentu bisa kita gunakan jika memang kedepannya sesuai prediksi banyak ahli ekonomi efek pandemi mengancam ketersediaan pangan beras di beberapa wilayah dampingan YSI maka dapat menggunakan pangan lokal non-beras sebagai sumber karbohidrat pengganti yang untuk pemenuhannya sekaligus bisa membuat keberagaman dan perbaikan kualitas sumber gizi masyarakat serta ketahanan pangan tingkat keluarga tetap terjaga.(ajeng)

Apa itu Siklon Tropis?
Aplikasi dan Website yang Bermanfaat untuk Memanta...

Comments

Already Registered? Login Here
Guest
Sabtu, 17 Mei 2025

Captcha Image

Kalender

Wait a minute, while we are rendering the calendar